Hajatan dunia dalam memilih Tujuh Keajaiban Dunia yang Baru (The New 7
Wonders) membuka fakta baru. Candi Borobudur yang selama ini kita kenal
rupanya hanya tercatat sebagai The Forgotten Wonders.
Berita
tentang Tujuh Keajaiban Dunia yang Baru (New 7 Wonders/N7W) yang
diumumkan awal Juli lalu menghiasi lembaran halaman semua surat kabar
dan majalah terbitan ibukota. Sebagian lebih menyoroti sikap UNESCO yang
tidak mengakui daftar yang dirilis lewat hasil poling internet itu.
Menurut UNESCO, pemilihan itu hanya cerminan opini mereka yang memiliki
akses Internet, bukan opini seluruh warga dunia.
Pasalnya, banyak
masyarakat dunia belum terhubung dengan saluran internet dengan baik.
Sedangkan sebagian lagi, menyayangkan sikap pemerintah Indonesia yang
tidak jeli memanfaatkan momentum ini untuk mempromosikan kekayaan
pariwisatanya khususnya Candi Borobudur yang sejak 1991 masuk dalam
daftar resmi UNESCO sebagai salah satu warisan dunia (world heritage)
yang harus dilestarikan.
Harian Suara Merdeka, Sinar Harapan dan
Suara Pembaruan misalnya. Dalam laporannya menulis, meski Tujuh
Keajaiban Dunia baru yang ditentukan lewat poling di bawah sponsor
kurator museum Bernard Weber itu, tidak diakui oleh UNESCO, tetapi dari
sisi promosi global hal itu diperkirakan memberi pengaruh besar dalam
upaya menjaring kedatangan wisatawan mancanegara ke situs-situs yang
terpilih.
Cara
berpikir inilah yang dimiliki oleh negara-negara besar lainnya. Agar
terpilih menjadi pemenang, India menggunakan artis Bollywood untuk
mempromosikan Taj Mahal. Presiden Brasil bahkan meluncurkan kampanye
agar rakyatnya memilih Patung Yesus Kristus. Untuk itu, ia memberikan
rakyatnya layanan sms gratis. Langkah-langkah strategis tadi terbukti
ampuh mendongkrak perolehan suara bagi Taj Mahal dan Patung Yesus
Kristus. “Itulah yang seharusnya dilakukan pemerintah RI. Jangankan
berpromosi bagi-bagi layanan sms gratis, memberikan informasi saja
tidak,” tulis Suara Pembaruan (12/7).
Namun di sisi lain, status
Candi Borobudur yang sejak dulu dikatakan termasuk dalam daftar tujuh
keajaiban dunia dalam buku-buku pelajaran di sekolah-sekolah sudah
saatnya patut dipertanyakan. Sebab kenyataannya, sejak dulu pula, Candi
Borobudur memang tidak dikenal sebagai salah satu dari tujuh keajaiban
dunia pada literatur internasional. Borobudur malah ditempatkan sebagai
keajaiban yang terlupakan “The Forgotten Wonders”. Peninggalan yang
masuk kategori “yang terlupakan” itu biasanya adalah situs yang kurang
dikenal oleh para sejarawan dan arsitek dunia. Informasi ini bisa kita
jumpai dalam berbagai situs internet diantaranya situs wonderclub.com
atau situs milik Alaa K. Ashmawy profesor teknik sipil University of
South Florida.
Gagasan Bernard WeberBernard
Weber tergerak menggagas Tujuh Keajaiban Dunia yang Baru (New 7
Wonders/N7W) setelah menyaksikan perusakan patung Buddha di Bamiyan,
Afghanistan oleh Taliban pada 2001. Jutawan petualang, pilot sekaligus
sutradara film (antara lain Hotel Locarno, 1978), ini lalu memulai
kampanye dengan mendirikan dua yayasan, NewOpenWorld dan New7Wonders. Ia
menggelar acara pencarian dana untuk memperbaiki patung Buddha di
Bamiyan. Selain bertujuan mengumpulkan dana untuk mempertahankan dan
memperbaiki situs-situs bersejarah di seluruh dunia, yayasan ini juga
ingin membuat daftar baru sebagai revisi atas daftar tujuh keajaiban
dunia versi masyarakat Yunani kuno yang dianggap sudah kadaluwarsa.
Weber
juga menggandeng para sponsor dan mengorganisasikan paket wisata ke
tempat-tempat yang dinominasikan. Membuat acara di sana, termasuk
menerbangkan ratusan balon udara. Ia menggandeng stasiun televisi dan
tak lupa mengajak tokoh dunia untuk menjadi juru promosi. Salah satunya
mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad. Semenjak tahun 2001
itulah, Weber membentuk panel ahli yang bertugas membuat seleksi
kandidat Tujuh Keajaiban Dunia Baru.
Dua tahun kemudian, 24
Desember 2005, terpilih 77 kandidat. Untuk masuk kandidat, keajaiban itu
harus buatan manusia, selesai sebelum tahun 2000 dan terlindung cukup
baik. Hasil pemilihan panel itu memunculkan 21 finalis pada 1 Januari
2006 yang kemudian diadu melalui kontes popularitas lewat poling di
internet www.new7wonders.com atau melalui telepon.
Sekitar
100 juta orang mengambil bagian dalam poling tersebut, menghasilkan
tujuh situs di tujuh negara yang dianggap sebagai tujuh keajaiban baru
dunia. Pengumuman tujuh pemenangnya digelar besar-besaran di Stadion
Benfica, Lisabon. Karena melibatkan nyaris seluruh dunia, program itu
juga ditayangkan di lebih dari 170 negara dunia dan ditonton oleh
sekitar 1, 6 juta orang
Tujuh keajaiban dunia yang baru hasil
poling itu adalah, pertama, Tembok Besar China yang dibangun dalam dua
periode, 220 SM dan 1368-1644 M. Tembok ini merupakan bangunan buatan
manusia paling besar, satu-satunya yang terlihat dari angkasa luar.
Kedua, Taj Mahal di Agra, India. Mausoleum ini dibuat pada 1630 atas
perintah Kaisar Mogul V, Shah Jahan, untuk mengenang istri tercintanya.
Ketiga, reruntuhan Petra di Yordania. Kota Petra dilengkapi terowongan
dan tangki-tangki air yang baik.
Bangunan lainnya yang menarik
dalam kompleks Petra adalah stadion teater yang berkapasitas hingga
4.000 orang. Keempat, Colosseum di Roma, Italia. Dibangun tahun 71-82 M,
sebagai simbol penghormatan bagi para pejuang sekaligus memperingati
kejayaan Kekaisaran Roma. Kelima, patung Kristus Sang Penebus (Christ
the Redeemer) di Rio de Jeneiro, Brazil. Didesain oleh Hector da Silva
Costa (Brazil) namun dibangun oleh orang Prancis Paul Lanowski selama
lima tahun sebelum diresmikan pada 12 Oktober 1931. Keenam, reruntuhan
Inca Machu Picchu di Peru. Kompleks kota yang dibangun tahun 1460-1470
ini sempat ‘hilang’ selama tiga abad dan ditemukan kembali oleh Hiram
Bingham pada 1911. Ketujuh, kota Maya kuno, Chichen Itza di Meksiko. Di
situ terdapat candi terakhir dan terbesar suku Maya.
Daftar
tersebut menjadi delapan dengan Piramid Giza di Mesir. Piramid ini
dicabut dari daftar pemungutan suara dan ditetapkan menjadi kandidat
kehormatan Tujuh Keajaiban Dunia yang Baru. Pemicunya adalah protes dari
Zahi Hawass, Kepala Dewan Tertinggi Kependudukan Mesir, yang meminta
agar nama Piramid Giza dicoret dari kompetisi. “Dunia tahu bahwa
bangunan 4.500 tahun itu adalah superkeajaiban. Ia tidak bisa
dibandingkan dengan bangunan modern lain, sehebat apa pun itu,” katanya.
Asal MulaTujuh
Keajaiban Dunia Kuno diyakini dibuat oleh sejarawan Yunani Herodotus
2.000 tahun lalu. Piramid Giza satu-satunya dari Tujuh Keajaiban Dunia
Kuno yang masih eksis. Enam situs sejarah lain yang termasuk Tujuh
Keajaiban Dunia Kuno sudah musnah diantaranya Taman Gantung Babilonia,
Candi Artemis (Diana) di Yunani, Patung Dewa Zeus di Olympia Yunani,
Mausoleum Harlicarnassus atau makam gubernur pada zaman Persia di
Yunani, Patung Dewa Apollo Colossus of Rhodes atau Patung Dewa Helios
Yunani, dan Mercusuar Alexandria. Ke tujuh Keajaiban Dunia Kuno itu
hanya berlokasi di sekitar Mediterania karena berdasarkan kisah sejarah
era Yunani kuno. Sedangkan tujuh keajaiban dunia baru ini berasal dari
tujuh negara.
Selain versi kuno, ada lagi Tujuh Keajaiban Dunia
Abad Pertengahan yang populer sekitar abad ke-18-19. Yaitu, Stonehenge
di Inggris, Colloseum Roma di Italia, kompleks pemakaman Catacombs of
Kom el Shoqafa di Alexandria Mesir, Tembok Besar di Tiongkok, Menara
Porselen di Nanjing Tiongkok, Istana Hagia Sophia di Turki dan Menara
Miring di Pisa Italia. Setelah itu, ada lagi daftar keajaiban dunia yang
lain.
Mulai dari Tujuh Keajaiban Dunia Modern versi Masyarakat
Teknik Sipil Amerika, Tujuh Keajaiban Lokasi Wisata Dunia versi Hillman
Wonders dan Tujuh Keajaiban Alam Dunia versi CNN. Bahkan tahun lalu,
November 2006, koran USA Today dan acara televisi Good Morning America
mengumumkan daftar Tujuh Keajaiban Dunia yang dipilih enam juri ditambah
satu keajaiban yang dipilih pemirsa. Di antaranya adalah bongkahan es
di Kutub, Internet dan proses migrasi besar hewan di taman nasional
Serengeti dan Masai Mara di Tanzania dan Kenya. MLP (Berita Indonesia
43)
Source : www.beritaindonesia.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar